Cabai Katokkon
History :
Jawara pedas asal Toraja bernama cabai katokkon ini memiliki cita rasa
yang sangat pedas. Di Toraja cabai ini merupakan salah satu kekayaan
lokal yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Pasalnya, cabai katokkon ini bukan sembarang cabai, dari segi bentuknya
sangat unik dan tidak seperti bentuk cabai pada umumnya.
Cabai katokkon di Tanatoraja memiliki nilai sosial sangat tinggi.
Pasalnya, masyarakat setempat hanya menggunakan cabai ini sebagai bumbu
masakan pada momen perayaan tertentu seperti syukuran ataupun perayaan
hari besar.Salah satu sentra budi daya cabai katokkon terdapat di
Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara. Cabai katokkon telah resmi
terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan
Pertanian dengan nomor publikasi 055/BR/PVL/02/2014.
Nutrisi :
Mengandung Zat Minyak Atsiri Capsaicin, yaitu zat yang membuat rasanya
menjadi pedas dan terasa panas di lidah. Cabai ini memiliki kandungan
per 100 gram buah yang terdiri atas
16,84 mg vitamin C,
85,4% air, dan
9,2% gula.
Fungsi :
Menambah nafsu makan
Obat awet muda karena bisa memperlambat penuaan
Anti stress
Membantu mengatasi masalah persendian
Membantu menurunkan kolestrol
Membantu melancarkan aliran darah
Membantu mencegah stroke
Membantu meredakan batuk berdahak
Membantu melegakan hidung tersumbat
Membantu meredakan migrain
Cabai Rawit
History :
Cabai rawit atau cabai kathur, adalah buah dan tumbuhan anggota genus
Capsicum. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu
masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan
Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di
Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional
yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa
Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird's eye chili
pepper.
Nutrisi :
Fungsi :
Meningkatkan sirkulasi darah
Membantu nyeri otot
Membantu detoksifikasi
Cabai Gendot
History :
Jenis cabe chinense berasal dari daerah amazon, kemudian menyebar ke
Meksiko. Polong cabe chinense utuh ditemukan melekat di tingkat pra
keramik di Gua Guitarrero, Peru, yang memperlihatkan umur 8500 tahun.
Spesies ini kemudian didomestikasi selama beribu tahun, seiring
berkembangnya kemampuan petani dalam bercocok tanam. Mereka berhasil
melakukan seleksi untuk menghasilkan keturunan yang lebih besar dan
pedas, sehingga pada tahun 1000 SM, jenis cabai chinense ini telah
terdomestikasi dan menyebar ke seluruh penjuru Amerika Selatan dan
Tengah. Setelah Columbus sampai di Kepulauan Karibia pada tahun 1492, ia
membawa berbagai jenis cabe ini ke Portugis dan akhirnya ikut menyebar
ke Afrika.
Fungsi :
Meningkatkan daya tahan tubuh
Baik untuk kesehatan mata
Sumber protein untuk tubuh
Pencegah penyakit Alzheimer
Nutrisi :
Vitamin C, 240% dari asupan harian yang disarankan Vitamin B6, 39% dari
asupan harian yang disarankan Vitamin A, 32% dari asupan harian yang
disarankan Vitamin E, 4,5 dari asupan harian yang disarankan Vitamin K,
11,5% dari asupan harian yang disarankan Zat besi13% dari asupan harian
yang disarankan Tembaga 14% dari asupan harian yang disarankan Kalium 7%
dari asupan harian yang disarankan
No comments:
Post a Comment