Cheese / Keju
History :
Keju adalah makanan
kuno yang sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti
pasti kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai
meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba
maupun sapi. Dengan beternak, masyarakat mulai mengenal susu dan kegunaannya.
Persediaan susu pun jadi meningkat sehingga orang-orang mulai menyimpannya
dalam bejana tanah liat ataupun kayu. Karena kebersihan yang kurang, terkena
sinar matahari secara langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam
bejana tersebut menjadi asam dan kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut
masih dapat dimakan. Itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam
(sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet
cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan. Ada dua legenda yang
menceritakan bagaimana manusia menemukan tipe keju ini. Yang pertama
menceritakan bahwa ada beberapa pemburu yang membunuh seekor anak sapi. Mereka
membuka perut sapi tersebut dan menemukan sesuatu berwarna putih yang ternyata
memiliki rasa yang enak. Karena adanya suatu enzim yang bernama rennet di dalam
perut sapi, maka susunya pun menjadi kental sehingga menjadi apa yang kita
sebut keju saat ini.
Cerita lainnya
mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur Tengah oleh seorang
pengembara dari Arab. Pengembara tersebut melakukan perjalanan di padang gurun
dengan kudanya. Ia membawa susu di pelananya untuk menghilangkan dahaganya.
Setelah beberapa lama, ia pun berhenti untuk meminum susu yang dibawanya.
Ternyata, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan
gumpalan-gumpalan putih. Hal ini disebabkan pelana yang digunakan untuk menyimpan
susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung
rennet. Kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika
mengendarai kuda telah mengubah susu pengembara tersebut menjadi keju. Setelah
itulah, orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk membuat
keju.
Yunani kuno
Mitologi Yunani Kuno
menyebutkan Aristaeus sebagai penemu keju. Odyssey tulisan Homer (800 SM)
mengatakan bahwa Cyclops membuat keju dengan menggunakan dan menyimpan susu domba
dan kambing. Keju dari susu kambing merupakan komoditas yang penting di Yunani.
Orang-orang Yunani mempercayai bahwa keju dapat membuat perwira lebih kuat dan
juga merupakan perangsang nafsu berahi. Hippocrates pun menggunakan keju untuk
mengatasi peradangan. Keju bahkan digunakan sebagai persembahan bagi dewa-dewa.
Romawi kuno
Kebudayaan Romawilah
yang pada mulanya mengembangkan berbagai jenis keju yang kita ketahui sekarang.
Bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan proses pematangan
dan penyimpanan keju. Mereka mengerti dampak teknik pematangan yang berbeda
terhadap rasa dan karakter keju tertentu. Bangsa Romawi membawa keju dan seni
pembuatannya ketika mereka menaklukkan Gaul, yang kita ketahui sekarang sebagai
Perancis dan Inggris, yang disambut dengan sangat baik. Rumah-rumah besar pada
zaman Romawi memiliki dapur keju yang terpisah yang disebut caseale dan suatu
area khusus dimana keju bisa dimatangkan. Berikut ini adalah beberapa tulisan
yang menyinggung tentang keju:
Homer, kira-kira tahun
1184 SM
Merujuk kepada keju
yang dibuat di gua-gua pegunungan Yunani dari susu domba dan kambing, menyebut
suatu jenis keju bernama Cynthos yang dijual oleh bangsa Yunani kepada bangsa
Romawi (kemungkinan merupakan keju Feta pada zaman sekarang.
Aristoteles, yang hidup
dari 384 hingga 322 SM
Memberikan komentar
tentang keju yang dibuat dari susu kuda dan keledai.
Varro, kira-kira tahun
127 SM
Menyadari perbedaan
pada keju-keju yang dibuat dari beberapa lokasi dan memberikan komentar tentang
kemampuan mencerna keju-keju tersebut.
Columella, kira-kira
tahun 50 M
Menulis tentang
bagaimana proses pembuatan keju dengan sangat detail dan lengkap.
Pliny, 77 M
Menulis buku Historia
Naturalis yang menyebutkan tentang Cantal yaitu keju dari susu sapi yang
dinamakan berdasarkan Pegunungan Cantal di Auvergne. Keju ini dibuat dengan
cara memasukkan dadih ke dalam formage yaitu sebuah silinder kayu. Ini
kemungkinan merupakan asal mula dari kata keju dalam bahasa Perancis dan bahasa
Italia, fromage dan formaggio.
Eropa zaman pertengahan
Kekaisaran Romawi
menyebarkan teknik pembuatan keju yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan
pembuatan keju ke daerah yang belum mengetahuinya. Kejatuhan Kekaisaran Romawi
menjadikan variasi pembuatan keju di Eropa semakin banyak, dengan daerah-daerah
tertentu mengembangkan teknik pembuatan keju yang berbeda-beda. Namun, kemajuan
seni pembuatan keju mulai menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma. Banyak
keju yang dikenal pada masa kini pertama kali didokumentasikan pada zaman
Pertengahan atau setelahnya, misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan
pada 1597, keju Gouda pada 1697, dan keju Camembert pada 1791.
Pada masa pemerintahan
Charles Agung, biara-biara diberikan kepercayaan untuk mengolah tanah dan
mengembangkan produksi agrikultur. Para biarawan dan biarawati inilah yang
memegang peranan penting dalam produksi keju dan variasinya. Banyak resep yang
ditulis oleh para biarawan walaupun tidak dapat dipastikan apakah resep
tersebut ditulis sendiri atau disalin dari penduduk lokal. Karena pekerjaan
para biarawan dan biarawati, maka orang-orang tidak perlu kelaparan di musim
dingin ketika susu sulit didapat.
Keju pada zaman modern
Pada abad ke 19,
Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan bahwa proses pematangan
keju diarahkan oleh mikroorganisme. Setelah itu, semakin banyak pula riset yang
dilakukan berhubungan dengan keju dan proses pembuatannya. Dengan berkembangnya
pengetahuan tentang keju baik dari segi biologis maupun kimiawi, proses pembuatan
keju pun menjadi umum di masyarakat. Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil
maupun peternakan-peternakan berlomba-lomba memproduksi keju mereka sendiri.
Pabrik pertama yang
memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss, tetapi di Amerika Serikatlah
produksi keju skala besar pertama kali sukses. Saat ini, diperkirakan ada lebih
dari 400 jenis keju di dunia. Pada masa Perang Dunia II, keju buatan pabrik
semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara tradisional. Sejak saat
itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju terbesar di Amerika dan
Eropa.
(source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_keju)
Nutrient Content :
Amount Per
100 grams
Calories 402
% Daily Value*
Total Fat 33 g 50%
Saturated fat 21 g 104%
Polyunsaturated fat 0.9
g
Monounsaturated fat 9 g
Cholesterol 105 mg 35%
Sodium 621 mg 25%
Potassium 98 mg 2%
Total Carbohydrate 1.3
g 0%
Dietary fiber 0 g 0%
Sugar 0.5 g
Protein 25 g 50%
Vitamin A 20% Vitamin C
0%
Calcium 72% Iron 3%
Vitamin D 6% Vitamin
B-6 5%
Vitamin B-12 13%
Magnesium 7%
*Per cent Daily Values
are based on a 2,000 calorie diet. Your daily values may be higher or lower
depending on your calorie needs.
(source :
https://www.google.com/search?q=cheese&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab)
Function :
Manfaat Keju Bagi
Kesehatan
Asalkan tidak
dikonsumsi secara berlebihan dan cukup memenuhi kebutuhan nutrisi setiap
harinya, kandungan yang ada di dalam keju dapat memberikan Anda ragam manfaat.
Berikut ini adalah beberapa manfaat keju bagi kesehatan yang perlu Anda
ketahui.
Manfaat keju untuk ibu
hamil dan menyusui
Keju mengandung nutrisi
seperti kalsium, protein, magnesium, fosfor, dan B12 yang dibutuhkan ibu dan
bayi. Karena ibu adalah sumber nutrisi bagi bayi, jadi selama masa kehamilan
dan menyusui, Anda boleh mengonsumsi keju agar membantu dalam pemberian nutrisi
yang dibutuhkan oleh bayi Anda. Terlebih lagi pada wanita hamil, dalam sehari
setidaknya dibutuhkan 300 kalori untuk pembentukan bayi pada trimester kedua.
Cobalah untuk
mengkombinasikan keju dengan makanan sehat lainnya seperti brokoli, buah, sup,
atau roti. Dan selalu pilih keju yang menggunakan susu yang sudah melalui
proses pasteurisasi atau sudah disterilkan, hindari keju yang menggunakan susu
mentah.
Manfaat keju untuk
kesehatan gigi
Kandungan kalsium,
fosfor, dan protein yang ada di dalam keju baik untuk kesehatan gigi. Meski
belum 100 persen penelitian menyatakan hal tersebut, namun beberapa studi
mengklaim bahwa keju seperti keju mozarella dan cheddar dapat membantu dalam
pencegahan kerusakan atau kerapuhan gigi.
Manfaat keju untuk
kesehatan
Sebuah penelitian
menunjukkan anak perempuan yang secara teratur mengonsumsi keju memiliki
densitas tulang yang lebih padat daripada mereka yang tidak. Keju dapat menjadi
sumber kalsium yang lebih alami dibandingkan dengan suplemen atau vitamin.
Selain beberapa manfaat
di atas, keju juga diduga bisa menjadi salah satu cara melindungi diri Anda
dari kanker, terhindar dari obesitas jika yang dikonsumsi rendah lemak dan
tidak berlebihan, serta merupakan salah satu cara mencegah penyakit jantung.
(source
:https://www.alodokter.com/manfaat-keju-yang-sayang-untuk-dilewatkan)
MILK
Susu adalah cairan putih yang diproduksi oleh kelenjar susu mamalia. Manusia pertama kali belajar mengkonsumsi susu mamalia lainnya secara teratur mengikuti domestikasi hewan selama Revolusi Neolitik atau pengembangan pertanian. Perkembangan ini terjadi secara independen di beberapa lokasi global sejak awal 9000-7000 SM di Mesopotamia sampai 3.500-3000 SM di Amerika. Orang-orang pertama kali menjinakkan hewan ternak yang paling penting - ternak, domba dan kambing - di Asia Barat Daya, meskipun ternak rumahan secara terpisah berasal dari populasi liar aurochs beberapa kali sejak saat itu. Awalnya hewan disimpan untuk daging, dan arkeolog Andrew Sherratt telah menyarankan agar dirapikan, bersamaan dengan eksploitasi hewan piaraan untuk rambut dan persalinan, kemudian dimulai kemudian dalam sebuah revolusi produk sekunder terpisah pada milenium keempat SM. Model Sherratt tidak didukung oleh temuan baru-baru ini, berdasarkan analisis residu lipid pada gerabah prasejarah, yang menunjukkan bahwa perajutan dipraktekkan pada fase awal pertanian di Barat Daya Asia, setidaknya pada milenium ketujuh SM.
Dari Barat Daya Asia, hewan ternak domestik menyebar ke Eropa (mulai sekitar tahun 7000 SM tapi tidak sampai ke Inggris dan Skandinavia sampai setelah 4000 SM), dan Asia Selatan (7000-5500 SM). Petani pertama di Eropa Tengah dan Inggris memerah ternak mereka. Ekonomi nomaden pastoral dan pastoral, yang terutama bergantung pada hewan domestik dan produk mereka daripada pertanian tanaman pangan, dikembangkan saat petani Eropa pindah ke padang rumput Pontic-Caspian pada milenium keempat SM, dan kemudian menyebar ke sebagian besar padang rumput Eurasia. Domba dan kambing diperkenalkan ke Afrika dari Barat Daya Asia, namun ternak Afrika mungkin telah dipelihara secara independen sekitar 7000-6000 SM. Unta, yang dijinakkan di Arab tengah pada milenium keempat SM, juga telah digunakan sebagai hewan perah di Afrika Utara dan Jazirah Arab. Catatan awal perawatan luka bakar di Mesir menggambarkan pembalut luka bakar dengan menggunakan susu dari ibu-ibu bayi laki-laki. Di seluruh dunia (misalnya, Asia Timur dan Asia Tenggara, Amerika dan Australia), produk susu dan susu secara historis bukan merupakan bagian besar dari makanan, karena mereka tetap dihuni oleh pemburu-pengumpul yang tidak memelihara hewan atau hewan lokal. Ekonomi pertanian tidak termasuk jenis susu dari dalam negeri. Konsumsi susu menjadi biasa di daerah ini secara relatif baru-baru ini, sebagai konsekuensi kolonialisme Eropa dan dominasi politik di sebagian besar dunia dalam 500 tahun terakhir.
Komposisi susu berbeda secara luas di antara spesies. Faktor-faktor seperti jenis protein, proporsi protein, lemak, dan gula, tingkat berbagai vitamin dan mineral, dan ukuran globulin mentega, dan kekuatan dadih ada di antara yang berbeda. Sebagai contoh :
Susu mengandung protein rata-rata 1,1%, 4,2% lemak, 7,0% laktosa (gula), dan memasok 72 kkal energi per 100 gram.
Susu sapi mengandung protein rata-rata 3,4%, 3,6% lemak, dan 4,6% laktosa, 0,7% mineral dan memasok 66 kkal energi per 100 gram.
Keledai dan susu kuda memiliki kandungan lemak paling rendah, sedangkan susu anjing laut dan paus mengandung lebih dari 50% lemak.
Susu digunakan untuk membuat yoghurt, keju, es susu, puding, coklat panas dan roti panggang Prancis. Susu sering ditambahkan ke sereal sarapan, bubur dan granola. Susu sering disajikan dalam kopi dan teh. Susu yang diuapkan digunakan untuk menyiapkan minuman berbasis espresso seperti cafe latte.
Susu memiliki tekstur yang cair dan sedikit kental, berwarna putih dan memiliki aroma yang khas. Biasanya susu akan cepat basi jika tidak disimpan dalam tempat yang tepat.
Jagung
History
Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Jagung (Zea Mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia.
Jagung bukanlah tanaman asli Indonesia, teori yang banyak berembang saat ini menyatakan bahwa jagung didomestikasi pertama kali oleh penghuni lembah Tehuacan, Meksiko. Bangsa Olmek dan Maya diketahui sudah membudidayakan di seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7.000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasan Pegunungan Andes. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika. Era kedatangan orang-orang Eropa di akhir abad ke-15, ternyata membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia Lama, baik ke Eropa maupun Asia. Pengembaraan jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat baru inilah jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki elastisitas fenotipe yang tinggi.
Sementara itu, untuk di Indonesia, jagung memiliki banyak nama panggilan tergantung daerah budidayanya, kata "jagung" menurut Denys Lombard merupakan penyingkatan dari jawa agung, berarti "jewawut besar", nama yang digunakan orang Jawa. Beberapa nama daerah adalah jagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), jago (Bima), jhaghung (Madura), rigi (Nias), eyako (Enggano), wataru (Sumba), latung(Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung (Toraja), kastela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol), dan barelle´ (Bugis). Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah milu, yang jelas berasal dari milho, berarti "jagung" dalam bahasa Portugis .
Para ahli berpendapat, bahwa jagung yang dibudidayakan saat ini sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernama teosinte (Zea Mays). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea Mays.
Susu adalah cairan putih yang diproduksi oleh kelenjar susu mamalia. Manusia pertama kali belajar mengkonsumsi susu mamalia lainnya secara teratur mengikuti domestikasi hewan selama Revolusi Neolitik atau pengembangan pertanian. Perkembangan ini terjadi secara independen di beberapa lokasi global sejak awal 9000-7000 SM di Mesopotamia sampai 3.500-3000 SM di Amerika. Orang-orang pertama kali menjinakkan hewan ternak yang paling penting - ternak, domba dan kambing - di Asia Barat Daya, meskipun ternak rumahan secara terpisah berasal dari populasi liar aurochs beberapa kali sejak saat itu. Awalnya hewan disimpan untuk daging, dan arkeolog Andrew Sherratt telah menyarankan agar dirapikan, bersamaan dengan eksploitasi hewan piaraan untuk rambut dan persalinan, kemudian dimulai kemudian dalam sebuah revolusi produk sekunder terpisah pada milenium keempat SM. Model Sherratt tidak didukung oleh temuan baru-baru ini, berdasarkan analisis residu lipid pada gerabah prasejarah, yang menunjukkan bahwa perajutan dipraktekkan pada fase awal pertanian di Barat Daya Asia, setidaknya pada milenium ketujuh SM.
Dari Barat Daya Asia, hewan ternak domestik menyebar ke Eropa (mulai sekitar tahun 7000 SM tapi tidak sampai ke Inggris dan Skandinavia sampai setelah 4000 SM), dan Asia Selatan (7000-5500 SM). Petani pertama di Eropa Tengah dan Inggris memerah ternak mereka. Ekonomi nomaden pastoral dan pastoral, yang terutama bergantung pada hewan domestik dan produk mereka daripada pertanian tanaman pangan, dikembangkan saat petani Eropa pindah ke padang rumput Pontic-Caspian pada milenium keempat SM, dan kemudian menyebar ke sebagian besar padang rumput Eurasia. Domba dan kambing diperkenalkan ke Afrika dari Barat Daya Asia, namun ternak Afrika mungkin telah dipelihara secara independen sekitar 7000-6000 SM. Unta, yang dijinakkan di Arab tengah pada milenium keempat SM, juga telah digunakan sebagai hewan perah di Afrika Utara dan Jazirah Arab. Catatan awal perawatan luka bakar di Mesir menggambarkan pembalut luka bakar dengan menggunakan susu dari ibu-ibu bayi laki-laki. Di seluruh dunia (misalnya, Asia Timur dan Asia Tenggara, Amerika dan Australia), produk susu dan susu secara historis bukan merupakan bagian besar dari makanan, karena mereka tetap dihuni oleh pemburu-pengumpul yang tidak memelihara hewan atau hewan lokal. Ekonomi pertanian tidak termasuk jenis susu dari dalam negeri. Konsumsi susu menjadi biasa di daerah ini secara relatif baru-baru ini, sebagai konsekuensi kolonialisme Eropa dan dominasi politik di sebagian besar dunia dalam 500 tahun terakhir.
Komposisi susu berbeda secara luas di antara spesies. Faktor-faktor seperti jenis protein, proporsi protein, lemak, dan gula, tingkat berbagai vitamin dan mineral, dan ukuran globulin mentega, dan kekuatan dadih ada di antara yang berbeda. Sebagai contoh :
Susu mengandung protein rata-rata 1,1%, 4,2% lemak, 7,0% laktosa (gula), dan memasok 72 kkal energi per 100 gram.
Susu sapi mengandung protein rata-rata 3,4%, 3,6% lemak, dan 4,6% laktosa, 0,7% mineral dan memasok 66 kkal energi per 100 gram.
Keledai dan susu kuda memiliki kandungan lemak paling rendah, sedangkan susu anjing laut dan paus mengandung lebih dari 50% lemak.
Susu digunakan untuk membuat yoghurt, keju, es susu, puding, coklat panas dan roti panggang Prancis. Susu sering ditambahkan ke sereal sarapan, bubur dan granola. Susu sering disajikan dalam kopi dan teh. Susu yang diuapkan digunakan untuk menyiapkan minuman berbasis espresso seperti cafe latte.
Susu memiliki tekstur yang cair dan sedikit kental, berwarna putih dan memiliki aroma yang khas. Biasanya susu akan cepat basi jika tidak disimpan dalam tempat yang tepat.
Jagung
History
Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Jagung (Zea Mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia.
Jagung bukanlah tanaman asli Indonesia, teori yang banyak berembang saat ini menyatakan bahwa jagung didomestikasi pertama kali oleh penghuni lembah Tehuacan, Meksiko. Bangsa Olmek dan Maya diketahui sudah membudidayakan di seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7.000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasan Pegunungan Andes. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru Benua Amerika. Era kedatangan orang-orang Eropa di akhir abad ke-15, ternyata membawa serta jenis-jenis jagung ke Dunia Lama, baik ke Eropa maupun Asia. Pengembaraan jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi Samudera Pasifik. Di tempat-tempat baru inilah jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki elastisitas fenotipe yang tinggi.
Sementara itu, untuk di Indonesia, jagung memiliki banyak nama panggilan tergantung daerah budidayanya, kata "jagung" menurut Denys Lombard merupakan penyingkatan dari jawa agung, berarti "jewawut besar", nama yang digunakan orang Jawa. Beberapa nama daerah adalah jagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), jago (Bima), jhaghung (Madura), rigi (Nias), eyako (Enggano), wataru (Sumba), latung(Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung (Toraja), kastela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol), dan barelle´ (Bugis). Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah milu, yang jelas berasal dari milho, berarti "jagung" dalam bahasa Portugis .
Para ahli berpendapat, bahwa jagung yang dibudidayakan saat ini sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung yang bernama teosinte (Zea Mays). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea Mays.
Nutrisi jagung
Tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan
sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat
besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat
membantu menurunkan kolesterol. Kandungan nutrisi dalam 100gram jagung:
Energi: 129 kal. Protein: 4,1
Manfaat jagung
Jadi selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai
pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji),
dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau
maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya).
Karakteristik jagung
Biasanya berwarna kuning atau putih, berbentuk bulat kecil yang ada ratusan lebih
Rasa : manis tetapi ada juga yang hambar dan memiliki serat
No comments:
Post a Comment