1.
Honey
History :
Sejarah penggunaan madu oleh manusia sudah cukup
panjang. Dari dulu manusia menggunakan madu untuk makanan dan minuman sebagai
pemanis atau perasa dan madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai
jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan antibakteri yang
berasal dari madu bisa dijelaskan secara kimiawi.
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Madu)
Nutrition Content :
Energi 1.272 kJ (304 kcal)
Karbohidrat 82.4 g
- Gula 82.12 g
- Serat pangan 0.2 g
Lemak 0 g
Protein 0.3 g
Air 17.10 g
Riboflavin (Vit. B2) 0.038 mg (3%)
Niasin (Vit. B3) 0.121 mg (1%)
Asam Pantotenat (B5) 0.068 mg (1%)
Vitamin B6 0.024 mg (2%)
Folat (Vit. B9) 2 μg (1%)
Vitamin C 0.5 mg (1%)
Kalsium 6 mg (1%)
Besi 0.42 mg (3%)
Magnesium 2 mg (1%)
Fosfor 4 mg (1%)
Kalium 52 mg (1%)
Natrium 4 mg (0%)
Zink 0.22 mg (2%)
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Madu)
Function :
Madu berfungsi sebagai pemanis alami, dan madu juga
memiliki banyak manfaat dan nilai gizi yang tinggi, yang di antaranya
bermanfaat sebagai :
- Mencegah kanker serta penyakit jantung.
- Mengurangi batuk.
- Membantu meningkatkan daya ingat.
- Membantu menghilangkan luka.
- Merupakan sumber nutrisi yang lengkap.
- Menghilangkan alergi.
- Metabolism alhkohol.
- Memerangi bakteri yang ada di dalam tubuh
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Madu)
2.
Truffles
History :
Penyebutan truffle pertama kali muncul dalam naskah
neo-Sumeria terkait kebiasan makan lawan mereka, suku Amorite (Dinasty Ketiga
Ur, Abad 20 SM), dan kemudian muncul juga dalam tulisan mengenai Theophrastus
dari abad 4 SM. Di masa lalu, sumber truffle adalah misteri bagi banyak orang.
Plutarch dan yang lainnya mengira truffle adalah hasil dari paduan cahaya,
kehangatan, dan air di dalam tanah, sementara Juvenal mengira petir dan hujan
adalah sumbernya. Cicero menganggap mereka adalah anak dari tanah, sementara
Dioscorides mengira truffle adalah sejenis umbi-umbian.
Roma dan Thracia pada masa klasik memproduksi tiga
jenis truffle, umbi melanosporum, umbi magnificanus, dan umbi magnatum. Orang
Roma sendiri tidak mengkonsumsi truffle ini, dan lebih memilih jamur jenis
Terfez, atau lebih dikenal sebagai "truffle padang pasir". Kebiasaan
penggunaan terfez di Roma masuk dari Lesbos, Carthage, dan Libya, yang pada
saat itu iklimnya tidak terlalu kering seperti sekarang. Trefez lebih pucat,
mengarah ke warna mawar. Tidak seperti truffle, terfez tidak terlalu kaya rasa.
Bangsa Roma menggunakannya sebagai perantara rasa, karena terfez cenderung
menyerap rasa bahan lainnya. Ini cocok dengan kebiasaan orang Roma zaman dulu
yang senang memakai banyak rempah dan perasa.
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Truffle)
Nutrient Content :
Kandungan Gizi
Truffle
Jumlah Per 100 g
Kalori (kcal)
284
Jumlah Lemak 0,7 g
Kolesterol 0 mg
Natrium 35 mg
Kalium 754 mg
Jumlah Karbohidrat
73 g
Serat pangan 70 g
Protein 9 g
Vitamin A 0
IU Vitamin C 0 mg
Kalsium 159
mg Zat besi 5,9 mg
Vitamin D 0 IU
Vitamin B6 0,1 mg
Vitamin B12 0 µg
Magnesium 83 mg
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Truffle)
Function :
Karena harganya yang mahal dan baunya yang kuat, truffle
hanya digunakan dalam jumlah kecil. Truffle bisa ditemukan dijual secara
komersial dalam bentuk segar atau diawetkan, biasanya dalam larutan garam
encer.
Truffle putih biasanya disajikan mentah, dan biasanya
ditaburkan diatas pasta, salad, atau telur goreng. Truffle hitam atau putih
yang diiris tipis juga bisa diselipkan di antara potongan daging, di bawah
kulit dari ayam atau burung yang dipanggang, saat pengolahan foie gras, untuk
pate, atau lainnya. Beberapa keju juga mengandung truffle.
Truffle hitam biasanya berbau lebih lemah dan pekat
rasanya dari truffle putih. Rasanya digambarkan manis layaknya sirup. Truffle
hitam juga digunakan dalam pembuatan garam truffle dan madu truffle.
Dulu biasanya truffle dikupas, namun kini kulitnya pun
digunakan karena dianggap berharga. Beberapa restoran di Swiss masih memisahkan
kulit truffle untuk dicampurkan ke saus.
3.
Clove
History :
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari
Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah
cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal pada
zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab pada abad
pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar
menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkih dengan
perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan
sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari
kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7
gram emas.
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih)
Nutrient Content :
Amount Per
100 grams
Calories 274
% Daily Value*
Total Fat 13 g 20%
Saturated fat 4 g 20%
Polyunsaturated fat 7 g
Monounsaturated fat 1.4 g
Trans fat 0.3 g
Cholesterol 0 mg 0%
Sodium 277 mg 11%
Potassium 1,020 mg 29%
Total Carbohydrate 66 g 22%
Dietary fiber 34 g 136%
Sugar 2.4 g
Protein 6 g 12%
Vitamin A 3% Vitamin C 0%
Calcium 63% Iron 65%
Vitamin D 0% Vitamin B-6 20%
Cobalamin 0% Magnesium 64%
(source : https://www.google.com/search?q=clove+nutrition+facts&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab)
Function :
Cengkih dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam
bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia.
Terutama di Indonesia, cengkih digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkih
juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang.
Minyak cengkih digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida
nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan
memberikan 50-100 gram daun cengkih kering per tanaman
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih)
No comments:
Post a Comment