Friday, May 18, 2018

Food Terminology


1.      French Fries
Kentang goreng adalah hidangan yang dibuat dari potongan-potongan kentang yang digoreng dalam minyak goreng panas. Di dalam menu rumah-rumah makan, kentang goreng yang dipotong panjang-panjang dan digoreng dalam keadaan terendam di dalam minyak goreng panas disebut French fries.
Kentang goreng bisa dimakan begitu saja sebagai makanan ringan, atau sebagai makanan pelengkap hidangan utama seperti bistik, hamburger, fish and chips dan currywurst.


2.      Bagels
Bagel (beigel, (bahasa Yiddish: בײגל beygl) adalah salah satu jenis roti berbentuk seperti cincin seukuran telapak tangan, dibuat dari adonan tepung terigu dan ragi yang direbus di dalam air sebelum dipanggang. Bagian dalam mempunyai tekstur yang padat dan kenyal dengan bagian luar berwarna coklat muda, keras dan garing.
Bagel tradisional sering diberi perasa seperti garam, bawang bombay, bawang putih, telur, roti pumpernickel dan gandum hitam (rye) yang dicampurkan ke dalam adonan. Adonan bagel modern biasanya ditambahkan perasa seperti tomat dan rempah-rempah dill, bumbu masakan cajun, kayu manis dan kismis, keju, sejenis jintan yang disebut caraway, blueberi dan muesli. Kulit gandum (bran), adonan masam (sourdough), telur ayam, tepung gandum tanpa buang kulit (whole wheat atau whole meal), tepung multi serealia (multigrain), atau muesli juga sering ditambahkan ke dalam adonan sebagai penambah tekstur. Bagel sama sekali berbeda dengan donat walaupun keduanya memiliki bentuk yang mirip.


3.      Eggs Benedict
Eggs Benedict (juga disebut dengan istilah "Eggs Benny") adalah sarapan tradisional Amerika atau brunch dish yang terdiri dari dua bagian dari muffin Inggris yang masing-masing di atasnya di lapisi dengan bacon Kanada, ham atau kadang-kadang bacon, poached egg, dan Saus Hollandaise. Hidangan ini pertama kali dipopulerkan di New York City. Banyak variasi pada resep dasar disajikan tergantung selera dan daerah di sajikannya.


4.      Cheese Burger
Burger keju adalah hamburger yang disisipi keju. Pembuatannya adalah keju dipotong tipis, lalu dibiarkan sesaat agar keju meleleh. Di Amerika Serikat, keju yang dipakai kebanyakan adalah keju Amerika, namun keju seperti mozzarella, keju biru, keju pepperjack, dan keju Cheddar juga populer.


5.      Buffalo Wings
Bagi sebagian besar orang Amerika, Buffalo wings atau menu sayap ayam adalah makanan ringan terpopuler. Rasanya biasanya pedas, yang bisa bikin penikmatnya berkeringat ketagihan. Warnanya yang kuning keemasan digoreng hingga terlihat juicy dari dagingnya.
2014 menandai ulang tahun ke-50 menu ini, yang memang sangat klasik. Tiga 'aturan' menu sayap ayam ala Amerika Serikat yang selama ini dipatuhi, di antaranya tidak menggunakan tepung roti, selalu digoreng, dan sausnya harus menggunakan mentega dengan rasa pedas.


6.      Bulgogi
Bulgogi adalah masakan daging yang dibumbui dengan campuran kecap asin dan gula, dan bumbu lain sesuai daerah – daerahnya. Daging yang digunakan antara lain daging sirloin dan daging sapi yang berkualitas bagus. Cara memakannya pun sangat unik yaitu dengan daun selada yang digunakan sebagai pembungkus bulgogi serta kimchi, bawang putih, atau penyedap lain sesuai selera. Di Jepang juga terdapat makanan yang hampir sama seperti bulgogi hanya saja namanya adalah Yakiniku. Bedanya adalah bumbu daging bulgogi sengaja dibuat lebih manis, dan air pada bumbu cukup banyak sehingga daging tidak dipanggang di plat besi (teppan) melainkan di atas panci datar.


7.      Dakjuk
Dakjuk adalah makanan tradisional Korea yang bahan utamanya adalah beras, daging ayam, dan bawang putih. cara memasaknya hampir sama dengan cara memasak bubur hanya saja daging ayam direbus secara terpisah dengan bawang putih serta bawang merah. Tekstur Dakjuk sama seperti bubur ayam yang kental dengan rasa bawang putih yang kuat. Dakjuk sangat disukai mulai dari anak – anak sampai orang tua karna makanan ini tidak pedas dan mudah dicerna.


8.      Samgyetang
Samgyetang adalah makanan tradisional Korea yang berbentuk sup ayam ginseng dengan bumbu tambahan merica dan garam. Samgyetang mempunyai banyak kandungan gizi karna kuah telah direbus dengan tanaman obat yang dapat dipercaya bisa mencegah penyakit. Biasanya Orang Korea memakan samgyetang pada hari istimewa di musim panas yakni chobok, jungbok, dan malbok. Mengapa mereka memakan pada hari – hari tersebut? jawabannya adalah hari – hari tersebut adalah hari terpanas dalam setahun di Korea. Sehingga biasanya badan lemas dan kurang semangat maka dianjurkan untuk makan Samgyetang agar walaupun tubuh berkeringat, tidak menjadi lemas dan sakit.


9.      Bibimbap
Bibimbap adalah masakan Korea yang berupa semangkuk nasi dengan lauk di atasnya berupa sayur – sayuran,daging sapi, telur, dan saus pedas(gochujang). Bibimbap biasanya dihidangkan di atas mangkuk dari batu yang sudah dipanaskan disebut dolsot bibimbap. Panas dari mangkuk batu itu yang akan mematangkan telur mentah yang diletakkan diatas nasi sebagai lauk. Biasanya sebelum nasi dimasukkan, minyak wijen akan dituangkan di dasar mangkuk agar terbentuk lapisan kerak yang harum dan garing di dasar mangkuk.


10.  Japchae
Japchae adalah masakan Korea yang berbahan utama mie soun yang dicampur dengan berbagai jenis sayuran dan daging sapi. Cara memasaknya memang agak rumit karna harus ditumis secara terpisah – pisah guna mempertahankan rasa dan aroma masing – masing. Sayuran dan daging sapi tersebut juga di potong secara unik yaitu secara memanjang. Sayuran yang biasanya digunakan adalah wortel, paprika,jamur shitake,bawang putih, dan bawang bombai. Sedangkan daging sa[i ditumis bersama minyak wijen dengan bumbu khusus yang terbuat dari campuran bawang putih, kecap asin, dan gula pasir. Setelah semua bahan ditumis dan mie soun telah direbus selanjutnya adalah mencampur semuanya dan diaduk – aduk bersama minyak wijen, irisan cabai, dan wijen.



Thursday, May 17, 2018

Cheese / Keju




History :
Keju adalah makanan kuno yang sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan.[1] Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi.[1] Dengan beternak, masyarakat mulai mengenal susu dan kegunaannya.[1] Persediaan susu pun jadi meningkat sehingga orang-orang mulai menyimpannya dalam bejana tanah liat ataupun kayu.[1] Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan kental.[1] Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan.[1] Itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).[1]

Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan.[1] Ada dua legenda yang menceritakan bagaimana manusia menemukan tipe keju ini.[1] Yang pertama menceritakan bahwa ada beberapa pemburu yang membunuh seekor anak sapi.[1] Mereka membuka perut sapi tersebut dan menemukan sesuatu berwarna putih yang ternyata memiliki rasa yang enak.[1] Karena adanya suatu enzim yang bernama rennet di dalam perut sapi, maka susunya pun menjadi kental sehingga menjadi apa yang kita sebut keju saat ini.[1]

Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab.[2] Pengembara tersebut melakukan perjalanan di padang gurun dengan kudanya.[2] Ia membawa susu di pelananya untuk menghilangkan dahaganya.[2] Setelah beberapa lama, ia pun berhenti untuk meminum susu yang dibawanya.[2] Ternyata, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan gumpalan-gumpalan putih.[2] Hal ini disebabkan pelana yang digunakan untuk menyimpan susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung rennet.[2] Kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu pengembara tersebut menjadi keju.[2] Setelah itulah, orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk membuat keju.[2]

Yunani kuno

Mitologi Yunani Kuno menyebutkan Aristaeus sebagai penemu keju.[1] Odyssey tulisan Homer (800 SM) mengatakan bahwa Cyclops membuat keju dengan menggunakan dan menyimpan susu domba dan kambing.[1] Keju dari susu kambing merupakan komoditas yang penting di Yunani.[1] Orang-orang Yunani mempercayai bahwa keju dapat membuat perwira lebih kuat dan juga merupakan perangsang nafsu berahi.[1] Hippocrates pun menggunakan keju untuk mengatasi peradangan. Keju bahkan digunakan sebagai persembahan bagi dewa-dewa.[1]
Romawi kuno

Kebudayaan Romawilah yang pada mulanya mengembangkan berbagai jenis keju yang kita ketahui sekarang.[3] Bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan proses pematangan dan penyimpanan keju.[3] Mereka mengerti dampak teknik pematangan yang berbeda terhadap rasa dan karakter keju tertentu.[3] Bangsa Romawi membawa keju dan seni pembuatannya ketika mereka menaklukkan Gaul, yang kita ketahui sekarang sebagai Perancis dan Inggris, yang disambut dengan sangat baik.[3] Rumah-rumah besar pada zaman Romawi memiliki dapur keju yang terpisah yang disebut caseale dan suatu area khusus dimana keju bisa dimatangkan.[3] Berikut ini adalah beberapa tulisan yang menyinggung tentang keju:

    Homer, kira-kira tahun 1184 SM

Merujuk kepada keju yang dibuat di gua-gua pegunungan Yunani dari susu domba dan kambing, menyebut suatu jenis keju bernama Cynthos yang dijual oleh bangsa Yunani kepada bangsa Romawi (kemungkinan merupakan keju Feta pada zaman sekarang.[3]

    Aristoteles, yang hidup dari 384 hingga 322 SM

Memberikan komentar tentang keju yang dibuat dari susu kuda dan keledai.

    Varro, kira-kira tahun 127 SM

Menyadari perbedaan pada keju-keju yang dibuat dari beberapa lokasi dan memberikan komentar tentang kemampuan mencerna keju-keju tersebut.[3]

    Columella, kira-kira tahun 50 M

Menulis tentang bagaimana proses pembuatan keju dengan sangat detail dan lengkap.[3]

    Pliny, 77 M

Menulis buku Historia Naturalis yang menyebutkan tentang Cantal yaitu keju dari susu sapi yang dinamakan berdasarkan Pegunungan Cantal di Auvergne.[4] Keju ini dibuat dengan cara memasukkan dadih ke dalam formage yaitu sebuah silinder kayu.[4] Ini kemungkinan merupakan asal mula dari kata keju dalam bahasa Perancis dan bahasa Italia, fromage dan formaggio.[4]
Eropa zaman pertengahan

Kekaisaran Romawi menyebarkan teknik pembuatan keju yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan pembuatan keju ke daerah yang belum mengetahuinya.[5] Kejatuhan Kekaisaran Romawi menjadikan variasi pembuatan keju di Eropa semakin banyak, dengan daerah-daerah tertentu mengembangkan teknik pembuatan keju yang berbeda-beda.[5] Namun, kemajuan seni pembuatan keju mulai menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma.[5] Banyak keju yang dikenal pada masa kini pertama kali didokumentasikan pada zaman Pertengahan atau setelahnya, misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan pada 1597, keju Gouda pada 1697, dan keju Camembert pada 1791.[5]

Pada masa pemerintahan Charles Agung, biara-biara diberikan kepercayaan untuk mengolah tanah dan mengembangkan produksi agrikultur.[1] Para biarawan dan biarawati inilah yang memegang peranan penting dalam produksi keju dan variasinya.[1] Banyak resep yang ditulis oleh para biarawan walaupun tidak dapat dipastikan apakah resep tersebut ditulis sendiri atau disalin dari penduduk lokal.[1] Karena pekerjaan para biarawan dan biarawati, maka orang-orang tidak perlu kelaparan di musim dingin ketika susu sulit didapat.[1]
Keju pada zaman modern

Pada abad ke 19, Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan bahwa proses pematangan keju diarahkan oleh mikroorganisme.[1] Setelah itu, semakin banyak pula riset yang dilakukan berhubungan dengan keju dan proses pembuatannya.[1] Dengan berkembangnya pengetahuan tentang keju baik dari segi biologis maupun kimiawi, proses pembuatan keju pun menjadi umum di masyarakat.[1] Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil maupun peternakan-peternakan berlomba-lomba memproduksi keju mereka sendiri.[6]

Pabrik pertama yang memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss, tetapi di Amerika Serikatlah produksi keju skala besar pertama kali sukses.[6] Saat ini, diperkirakan ada lebih dari 400 jenis keju di dunia.[6] Pada masa Perang Dunia II, keju buatan pabrik semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara tradisional.[6] Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju terbesar di Amerika dan Eropa.[6]
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_keju)

Nutrient Content :
Amount Per
100 grams
Calories 402
% Daily Value*
Total Fat 33 g  50%
Saturated fat 21 g       104%
Polyunsaturated fat 0.9 g       
Monounsaturated fat 9 g       
Cholesterol 105 mg     35%
Sodium 621 mg           25%
Potassium 98 mg         2%
Total Carbohydrate 1.3 g        0%
Dietary fiber 0 g          0%
Sugar 0.5 g     
Protein 25 g     50%
Vitamin A       20%     Vitamin C       0%
Calcium           72%     Iron     3%
Vitamin D       6%       Vitamin B-6    5%
Vitamin B-12  13%     Magnesium      7%
*Per cent Daily Values are based on a 2,000 calorie diet. Your daily values may be higher or lower depending on your calorie needs.
(source : https://www.google.com/search?q=cheese&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab)

Function :
Manfaat Keju Bagi Kesehatan

Asalkan tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cukup memenuhi kebutuhan nutrisi setiap harinya, kandungan yang ada di dalam keju dapat memberikan Anda ragam manfaat. Berikut ini adalah beberapa manfaat keju bagi kesehatan yang perlu Anda ketahui.

    Manfaat keju untuk ibu hamil dan menyusui
    Keju mengandung nutrisi seperti kalsium, protein, magnesium, fosfor, dan B12 yang dibutuhkan ibu dan bayi. Karena ibu adalah sumber nutrisi bagi bayi, jadi selama masa kehamilan dan menyusui, Anda boleh mengonsumsi keju agar membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi Anda. Terlebih lagi pada wanita hamil, dalam sehari setidaknya dibutuhkan 300 kalori untuk pembentukan bayi pada trimester kedua.
    Cobalah untuk mengkombinasikan keju dengan makanan sehat lainnya seperti brokoli, buah, sup, atau roti. Dan selalu pilih keju yang menggunakan susu yang sudah melalui proses pasteurisasi atau sudah disterilkan, hindari keju yang menggunakan susu mentah.
    Manfaat keju untuk kesehatan gigi
    Kandungan kalsium, fosfor, dan protein yang ada di dalam keju baik untuk kesehatan gigi. Meski belum 100 persen penelitian menyatakan hal tersebut, namun beberapa studi mengklaim bahwa keju seperti keju mozarella dan cheddar dapat membantu dalam pencegahan kerusakan atau kerapuhan gigi.
    Manfaat keju untuk kesehatan
    Sebuah penelitian menunjukkan anak perempuan yang secara teratur mengonsumsi keju memiliki densitas tulang yang lebih padat daripada mereka yang tidak. Keju dapat menjadi sumber kalsium yang lebih alami dibandingkan dengan suplemen atau vitamin.

Selain beberapa manfaat di atas, keju juga diduga bisa menjadi salah satu cara melindungi diri Anda dari kanker, terhindar dari obesitas jika yang dikonsumsi rendah lemak dan tidak berlebihan, serta merupakan salah satu cara mencegah penyakit jantung.
(source : https://www.alodokter.com/manfaat-keju-yang-sayang-untuk-dilewatkan)