Friday, October 12, 2018

Ingredients


1.      Shoyu
History :
Shoyu ( , secara harfiah fermentasi Paste Oil); kecap yang dibuat dari kombinasi kedelai, gandum, ragi dan air asin, merupakan bumbu klasik dalam masakan Jepang.
Shoyu, dalam bentuk primitif, berasal dari Cina; itu dikenal sebagai Jiang ( / Sho atau Hishio oleh pengucapan Jepang untuk karakter kanjinya) dan catatan paling awal dari produksi diperkirakan sekitar 25-225 Masehi Sho adalah pasta dengan tekstur mirip dengan bubur atau jus apel; itu pertama kali diproduksi dari fermentasi jenis ikan cincang dengan millet malt, garam, dan alkohol.
Penggunaan tercatat pertama dari kedelai untuk Sho dikatakan didokumentasikan sekitar 3 masehi, dan dari hereon, Sho hanya digunakan untuk merujuk pada campuran yang mencakup kedelai karena memperoleh tanggapan yang menguntungkan dibandingkan dengan iterasi sebelumnya. Berkembangnya zaman, ikan benar-benar dihilangkan dan Sho berkembang menjadi bentuk yang sangat akrab, dan akibatnya, dengan penghapusan unsur hewani, itu dianggap ideal untuk digunakan untuk mengikuti Buddha yang tidak mengkonsumsi daging.
Sho dikatakan pertama kali tiba di Jepang sekitar 500 Masehi, bersama dengan pengenalan Buddhisme ke Jepang dari Cina. Sho secara luas dipromosikan untuk digunakan untuk menggantikan bumbu berdasarkan kecap ikan karena sebuah dekrit Imperial oleh Kaisar selama abad ke-7, melarang semua konsumsi daging (kecuali ikan dan burung) untuk mematuhi ajaran-ajaran Buddha; Jepang menerapkannya untuk 1.100 tahun ke depan. Selama periode ini popularitas sekitar abad ke-10, Sho bercabang ke jalan yang berbeda, dengan lebih pasta seperti Sho berkembang menjadi Miso, sedangkan jenis cairan Sho berkembang menjadi shoyu. Dari atasnya; Shoyu telah menjadi bumbu pokok untuk pola makan Jepang, dan sisanya, seperti yang kita dapat katakan, adalah sejarah.
Shoyu biasanya dibuat dengan menggunakan kedelai kukus, gandum panggang, Koji ( / ragi), air asin, dan kadang-kadang alkohol. Bahan dicampur bersama-sama dan disimpan di sebuah ruangan khusus yang disebut Koji Muro ( ), yang biasanya gelap dan dingin, untuk sekitar 6 sampai 12 bulan (tergantung pada rasa yang diinginkan). Ketika waktu sudah matang, isi kemudian disaring dan cairan dikemas dan dijual sebagai shoyu! Namun, proses tersebut di atas adalah proses yang panjang dan melelahkan, sehingga sebagian besar perusahaan modern yang lebih memilih proses kimia sederhana dengan mencampur kedelai dengan sereal diformulasikan khusus dan asam untuk menghasilkan shoyu.
Dengan kemajuan masyarakat yang lebih sadar akan kesehatan, variasi baru dan sehat telah dikembangkan. Variasi yang sehat diberi nama Usujio ( / Ringan Asin) dan Gen'en ( / mengurangi garam) yang masing-masing memiliki 20% dan 50% lebih sedikit garam dibandingkan dengan rekan-rekan tradisional mereka. variasi modern lainnya bahkan termasuk shoyu dengan rasa, seperti yang diresapi dengan kombu, jeruk, dan bahkan Jalapenos! Masa depan kecap Jepang tampaknya benar-benar cerah, dan kita tidak bisa menunggu untuk melihat apa lagi inovasinya di masa depan!
(source : https://www.hadacircle.com/2017/01/shoyu.html)

Nutrient Content :
Calories           10        Sodium            720 mg
Total Fat          0 g       Potassium        -- mg
Saturated         0 g       Total Carbs      1 g
Polyunsaturated          0 g       Dietary Fiber   -- g
Monounsaturated        0 g       Sugars -- g
Trans   0 g       Protein             1 g
Cholesterol      0 mg                 
Vitamin A       --%      Calcium           --%
Vitamin C       --%      Iron     --%
(source : https://www.myfitnesspal.com/food/calories/ohsawa-nama-shoyu-563591999)

Function :
Dalam masakan, shoyu biasa digunakan untuk membuat sukiyaki, yakiniku, sashimi, atau sushi. Kadang, shoyu juga digunakan untuk merendam daging.
(source : https://resepkoki.id/2017/07/20/6-bumbu-wajib-khas-jepang/)

 
2.      Mirin
History :
Asal-usulnya mirin adalah minuman keras mahal dengan rasa manis yang sering diminum pada zaman Edo sebelum orang Jepang meminum jenis sake seperti yang diminum sekarang ini.

Ada beberapa pendapat tentang asal usul mirin yang semuanya tidak dapat dibuktikan kebenarannya:

    Mirin berasal dari minuman keras dengan rasa manis asal Tiongkok disebut meirin yang diperkenalkan di Jepang pada zaman Sengoku.
    Mirin sudah ada sejak zaman dulu di Jepang, asalnya dari sake berasa manis yang ditambah minuman keras hasil fermentasi yang disebut shōchū supaya tidak lekas busuk.

Penggunaan kata mirin pertama kali ditemukan dalam buku catatan harian Komai-nikki yang ditulis pada tahun 1593, sedangkan cara pembuatan mirin ditemukan dalam Honchō shokkan yang ditulis pada tahun 1695.

Penggunaan mirin sebagai saus makanan yang dipanggang (kabayaki) baru dimulai sejak pertengahan zaman Edo.
(source : https://id.wikipedia.org/wiki/Mirin)

Nutrient Content :
(167 kJ)
% Daily Value 1
0g
0%
0g
0%
0g

0mg
0%
Sodium
15mg
< 1%
10g
3%
9g

0g


(source : https://www.calorieking.com/foods/calories-in-sauces-kotterin-mirin_f-ZmlkPTE3NTk4Nw.html)

Function :
Pada masakan, mirin bermanfaat untuk mengurangi bau amis daging atau ikan dan menambah rasa manis serta aroma harum pada masakan. Selain itu, mirin juga sering digunakan sebagai campuran dalam pembuatan saus kabayaki, saus soba, saus tentsuyu, dan saus teriyaki. Mirin juga sering dicampurkan ke dalam rebusan sayur atau daging. Bagi anda yang muslim, tidak disarankan mengonsumsi makanan Jepang yang mengandung mirin ya, karena bahan ini tergolong nonhalal.
(source : https://resepkoki.id/2017/07/20/6-bumbu-wajib-khas-jepang/)

  
3.      Sake
History :
Orang-orang Jepang sudah lama menikmati sake, semenjak 2000 tahun silam.
Sake pertama kali dibawa masuk dari Cina, bersamaan dengan teknik penanaman padi basah. Sekarang, Anda akan dapat melihatnya di kuil-kuil, pesta-pesta hanami, dan tentu saja meja makan. Tanpa ragu lagi, budaya sake adalah budaya Jepang!
Anda mungkin sudah menonton film keluaran Studio Ghibli tahun 2016, Kimi no Na Wa. Di salah satu adegannya, sang tokoh utama terlihat sedang mengunyah beras dan membungkus 'produk akhirnya' di sebuah sake masu kayu (tonton di sini). Setelah beberapa saat, campuran itu berubah menjadi sake. Nyatanya, kurang lebih adegan ini menggambarkan bagaimana sake dibuat selama berabad-abad ini! Disebut dengan istilah 'kuchikami no sake' atau sake yang dikunyah, proses ini mengandalkan enzim pada air liur manusia untuk memecah pati dalam padi menjadi gula, yang nantinya membuat ragi berfermentasi menjadi alkohol. Tanpa mengunyah padinya, mungkin tidak akan ada yang namanya sake!
Penemuan cetakan Koji semasa Periode Nara (710-794) benar-benar mengubah proses pembuatan sake. Koji sekarang mengambil alih peran enzim dalam air liur, dan aspek inilah yang membuat proses pembuatan sake tetap ada hingga sekarang.
Dulu, sake dibuat sepenuhnya sebagai persembahan untuk para dewa, dan kuil-kuil menjadi termpat utama pembuatan sake selama berabad-abad (coba pikirkan biara-biara membuat minuman-minuman beralkohol di Eropa).
Ketika peraturan baru diterapkan pada era Restorasi Meiji (1868-1912), yang memperbolehkan siapapun dengan sumber daya yang memadai serta pengetahuan membuka tempat pembuatan sake sendiri, sake menjadi andalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.
Tetap saja, sake masih dikaitkan erat dengan saat-saat upacara, seperti festival dan ritual-ritual Shinto. Berikuta adalah tiga acara di mana sake membawa peran penting dalam upacara istimewa:

Kagami Biraki
Inilah di mana sake disimpan di dalam sebuah tong kayu kecil yang tutupnya akan dihancurkan oleh martil kayu. Secara harfiah berarti 'memecahkan kaca', ritual ini mewakili harapan akan masa yang baru. Sake nantinya akan disendokkan dari tong pada wadah-wadah kecil yang dibagi-bagikan ke para tamu.

Acara-acara pernikahan
Dalam pernikahan Shinto tradisional, sang mempelai pria dan wanita akan bertukar tiga cangkir sake yang disebut omiki, alih-alih bertukar cincin.

Tahun Baru
Secara tradisional, orang-orang akan merayakan tahun baru dengan berbagi minuman alkohol medis yang dibuat dari herba-herba alami yang direndam di dalam sake atau mirin, yang disebut dengan 'Toso'.
Seperti yang sudah Anda lihat, sake adalah teman yang sangat dicintai dan penting bagi orang-orang Jepang. Baik untuk kehidupan sehari-hari ataupun acara-acara khusus, Anda akan mendengan orang-orang berteriak 'Kampai!', selagi mengangkat gelas mereka dalam perayaan.
(source : https://id.japantravel.com/hyogo/sejarah-sake/37192)

Nutrient Content :
Serving Size    100 g
Amount Per Serving
Calories 134
% Daily Value
Total Fat 0g     0 %
Sodium 2mg    0 %
Total Carbohydrate 5g            2 %
   Dietary Fiber 0g       0 %
   Sugar 0g      
Protein 0.5g     1 %
Vitamin A       0 %                             Vitamin C       0 %
Calcium           0 %                Iron     1 %
(source : https://www.nutritionvalue.org/Alcoholic_beverage%2C_rice_%28sake%29_nutritional_value.html)

Function :
Manfaat minuman yang dibuat dari fermentasi beras ini bagi tubuh adalah memberikan rasa hangat seketika saat cuaca dingin melanda. Karena itulah tercipta jenis sake hangat atau atsukan yang memang dikonsumsi saat musim dingin.

Selain sebagai minuman, sake juga bermanfaat sebagai bahan masakan. Biasanya sake dijadikan bumbu untuk memperlezat rasa makanan. Jika OpenRicers mencicipi masakan Jepang tentulah menemukan rasa yang unik. Hal tersebut dipengaruhi dari pemakaian sake yang dikombinasi dengan mirin (sake manis). Sake memang menjadi bumbu utama di setiap masakan Jepang.

Sake juga menjadi salah satu minuman yang amat diagungkan lantaran sering disajikan dalam upacara adat. Seperti salah satu ritual pemurnian Shinto, upacara pernikahan, upacara kagami biraki dan upacara adat lainnya. Selain itu sake ternyata juga digunakan sebagai alat bersosialisasi. Di Jepang, seorang karyawan biasa mengajak rekan-rekannya untuk minum-minum dahulu sebelum pulang ke rumah. Bahkan, jika ada promosi jabatan, minum sake adalah cara mereka merayakannya. Begitulah cara orang Jepang melakukan harmonisasi di lingkungan kerja. Pemandangan yang lumrah terjadi di Jepang saat jam pulang kerja, seseorang pulang dalam keadaan mabuk.

Apalagi di saat merayakan suatu momen khusus, sake yang disajikan juga sake khusus yang disebut Toso. Merupakan Iwai Zake (sake perayaan) yang dibuat dengan merendam tososan, suatu obat bubuk cina ke dalam sake selama semalaman. Jepang memang selalu mampu menciptakan budaya yang unik, bahkan mampu melestarikannya tanpa terpengaruh budaya luar, termasuk tata cara minum sake. Seperti apa cara orang Jepang saat meminum sake, simak cerita selanjutnya ya OpenRicers, tata cara minum sake dalam acara formal. Bagaimana OpenRicers sake tetap bermanfaat bukan jika dikonsumsi dengan bijak.
(source : https://id.openrice.com/id/bandung/article/mengintip-manfaat-sake-a1527)


No comments:

Post a Comment