History :
Tanaman cabai murupakan tanaman yang datang ke indonesia atau bukan
tanaman asli indonesia, melainan Dipopulerkan Colombus. Tanaman cabai awalnya
berasal dari benua Amerika, tepatnya di bagian tengah dan selatan. Kira-kira,
penggunaan cabai digunakan pada tahun 7000 SM oleh suku Indian. Sekitar tahun
5200 – 3400 SM, cabai mulai dipergunakan secara luas oleh semua penduduk asli
di benua Amerika. Pada saat itu pula, suku Indian mulai membudidayakan cabai
dengan cara mencangkok atau menyetek.
Pada saat penjelajahan samudera pada abad XV , Colombus menemukan benua
Amerika. Dia heran ketika melihat para penduduk asli Amerika sudah membudayakan
tanaman cabai. Cabai temuan Colombus ini berasal dari Amerika Selatan yang
diduga disebarkan oleh suku Indian.
Colombus memperkenalkan hasil temuannya di benua Amerika kepada
masyarakat di Eropa Pada tahun 1502. Negara yang pertama menggunakan cabai
sebagai bumbu masak adalah Spanyol. Penyebarannya sangat cepat, sehingga hampir
seluruh negara di benua Eropa mengenal cabai sebagai rempah-rempah. Kemudian,
Spanyol dan Portugis menyebarluaskan cabai di Asia, tentunya Indonesia.
Cabai di Indonesia
Sampai saat ini harus di ingat bahwa tanaman ini sebenarnya tidak ada
bukti penyebaran cabai. Namun dapat diperkikan cabai masuk ke Indonesia sekitar
abad XV hingga XVI, di mana Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah di
Nusantara. Pada tahun 1512 dan 1521, Portugis melakukan perundingan dengan
penguasa kerajaan Sunda. Lalu, Portugis dan kerajaan Sunda menandatangani
perjanjian dagang, dan pemberian hak kepada Portugis untuk membangun benteng di
Sunda Kelapa. Pada tahun berikutnya, Portugis mengirimkan kapal yang berisi
barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada Raja. Kemungkinan, salah
satu dari barang tersebut adalah bibit cabai.
Portugis diusir oleh kerajaan Demak pada tahun 1527. Kemudian, Portugis
melangkahkan kakinya di Indonesia bagian timur, yaitu Maluku. Kemungkinan
besar, perkembangan cabai di daerah Maluku berasal dari pendudukan Portugis di
Maluku sendiri.
Kemudian VOC di bubarkan, Setelah VOC bubar, maka diterapkan sistem
tanam paksa pada jaman itu. Semua tanaman rempah-rempah yang dianggap
menguntungkan wajib ditanam di lahan milik warga. Kemungkinan, beberapa wilayah
di Nusantara diwajibkan menanam cabai, karena cabai merupakan salah satu hasil
perkebunan yang digemari oleh masyarakat di Eropa. Sebagai bukti, pada tahun
1918 terdapat ribuan kilogram cabai yang dikirim dari pelabuhan di Jakarta,
Cirebon, Semarang, dan Surabaya menuju Sumatera dan Kalimantan.
Sekitar abad XIX dan XX, masyarakat Jawa sudah terbiasa mengolah cabai
sebagai bumbu masakan dan juga obat. Dari penamaan daun cabai sendiri,
masyarakat Jawa menyebutnya godong sabrang atau daun seberang. Sangat jelas
bahwa cabai sendiri bukan berasal dari tanah Jawa.
Nutrient
Content :
Jumlah Per
100 g
Kalori
(kcal) 39
Jumlah Lemak
0,4 g
Lemak jenuh
0 g
Lemak tak
jenuh ganda 0,2 g
Lemak tak
jenuh tunggal 0 g
Kolesterol 0
mg
Natrium 9 mg
Kalium 322
mg
Jumlah
Karbohidrat 9 g
Serat pangan
1,5 g
Gula 5 g
Protein 1,9
g
Vitamin A 952 IU Vitamin
C 143,7 mg
Kalsium 14 mg Zat
besi 1 mg
Vitamin D 0 IU Vitamin
B6 0,5 mg
Vitamin B12 0 µg Magnesium 23 mg
Function :
1. Mengandung vitamin C
Cabe memiliki kandungan vitamin C yang berguna untuk kesehatan gigi dan
gusi. Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan sariawan, tapi pikir-pikir dulu
kalau ingin mengobati sariawan dengan memakan cabe. Vitamin C merupakan vitamin
yang bersifat antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas sehingga mampu
melindungi tubuh dari kanker. Jadi, cabe bisa dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan vitamin C selain dengan memakan buah-buahan yang mengandung vitamin
C, seperti jeruk.
2. Mengandung beta-karoten
Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh diubah menjadi vitamin A.
Dengan kata lain, beta-karoten adalah pro vitamin A. Vitamin A merupakan
vitamin yang baik untuk kesehatan mata. Namun, jangan coba-coba mengoleskan
cabe pada mata.
3. Mengandung capsaicin
Capsaicin yang ada pada cabai dapat bermanfaat untuk mengencerkan
lendir, sehingga lendir dapat mempermudah lendir keluar dari saluran
pernapasan. Selain itu, capcaisin bersifat antikoagulan yang dapat melakukan
pencegahan terhadap terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Hal ini dapat
berguna untuk mencegah penyakit jantung koroner, impotensi dan stroke.
4. Mengatasi sembelit
Memakan cabe bisa menyebabkan diare. Diare berarti feses (tinja) yang
dihasilkan encer. Bagi penderita sembelit, memakan cabe bisa mengatasi susah
buang air besar. Memakan cabe dapat memperlancar pencernaan, namun kalau
kebanyakan bisa menyebabkan diare.
5. Membuat tubuh berkeringat
Memakan cabe dapat membuat keringat keluar dari tubuh. Memakan cabe bisa
meningkatkan produksi keringat sehingga tubuh bisa lebih segar.
No comments:
Post a Comment